Selain karena babi merupakan binatang yang tidak dapat dikuliti seperti
kambing, daging babi juga membahayakan kesehatan manusia. Sebab, kalau
babi boleh dan halal dimakan, tentu Allãh akan merancang hewan ini dapat
dikuliti, tidak jorok, dan tidak bertaring. Dalam ilmu biologi modern
diketahui, bahwa babi merupakan inang yang baik bagi kembang-biak
beragam parasit dan penyakit berbahaya, misalnya, flu babi. Sistem
biokimia babi hanya mengeluarkan 2% kandungan asam uratnya, sisanya 98%
senyawa beracun itu bersarang di tubuhnya. Penelitian membuktikan, babi
adalah binatang paling adaptif, cepat menyesuaikan diri dengan
lingkungan liar hingga dapat berubah menjadi babi hutan yang buas dan
bertaring.
|
1. Hasil penelitian di Cina dan Swedia, yang mayoritas penduduknya
suka makan daging babi, menyatakan, “Daging babi merupakan penyebab
utama kanker anus dan usus”. Persentase penderita penyakit ini di
negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis.
Di negara-negara Islam, persentasenya rendah, sekitar 1/1000. Hasil
penelitian (1986) itu menemukan, daging babi banyak mengandung parasit,
bakteri, bahkan virus berbahaya, sehingga daging babi dijuluki sebagai
“Penyimpan Penyakit”. Gara-gara babi, virus Avian Influenza menjadi
ganas. Dalam keadaan normal, virus AI (Strain H1N1 & H2N1) tidak
menular secara langsung ke manusia, karena virus AI mati dengan
pemanasan 60º C lebih-lebih bila dimasak hingga mendidih. Tapi, setelah
berada di tubuh babi, virus AI itu bermutasi dengan tingkat virulensinya
naik hingga menjadi H5N1. Virus AI Strain H5N1 inilah yang dapat
menular kepada manusia. Virus H5N1 ini tahun 1968 menyerang Hongkong dan
membunuh 700 ribu orang, hingga disebut Flu Hongkong. 2. Tahun 2001, para dokter Amerika Serikat pernah mengeluarkan cacing yang berkembang di otak seorang perempuan. Hal tersebut terjadi setelah ia mengonsumsi hamburger khas Meksiko yang terkenal berupa daging lemak babi. Pasien itu mengakui, ia merasa letih selama tiga pekan setelah makan hamburger. Ternyata, daging babi itu mengandung telur cacing pita dan menempel di dinding ususnya, kemudian terbawa peredaran darah sampai ke otak. Ketika sampai di otak, ia merasakan sakit ringan pada awalnya, hingga cacing itu mati. Hal itu menyebabkan disfungsi yang sangat keras pada susunan otak di daerah yang mengelilingi cacing itu. Cacing pita akan berkembang di usus 12 jari dan dalam beberapa bulan akan menjadi dewasa. Cacing pita dapat berbiak sampai 1.000 ekor dengan panjang antara 4-10 cm, terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar). 3. struktur DNA babi paling mirip dengan struktur gen manusia. Jadi, kalau ada orang makan daging babi, itu hampir sama dengan memakan daging manusia. Sebagaimana firman Alloh dalam Surat al-Mã’idah [5]: 60 yang dikutip di atas, “ada yang dikutuk menjadi kera dan babi”. Padahal, “Kepribadian seseorang sesuai dengan apa yang dimakannya”. Maka. beruntunglah kita menjadi seorang Muslim yang dilarang makan daging babi. Wallohu a’lam.@ (Dari berbagai sumber). |
* Anthrax
* Ascaris suum
* Botulism
* Brucella suis
* Cryptosporidiosis
* Entamoeba polecki
* Erysipelothrix shusiopathiae
* Flavobacterium group IIb-like bacteria
* Influenza
* Leptospirosis
* Pasteurella aerogenes
* Pasteurella multocida
* Pigbel
* Rabies
* Salmonella cholerae-suis
* Salmonellosis
* Sarcosporidiosis
* Scabies
* Streptococcus dysgalactiae (group L)
* Streptococcus milleri
* Streptococcus suis type 2 (group R)
* Swine vesicular disease
* Taenia solium
* Trichinella spiralis
* Yersinia enterocolitica
* Yersinia pseudotuberculosis















